Setelahmenamatan sekolah menengah atas, ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti. Setelah lulus, Jogi Hendra Atmadja bersama dengan Drs.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID GGEZatytql5xLERTuavQkMXNWzXqI8o0fdPQP7ccEluHL_VpPgffhg==
Makapada tingkat perputaran piutang yang tinggi akan menunjukkan efisiensi penjualan secara kredit, sehingga modal yang tetanam dalam piutang akan cepat kembali untuk menjadi kas
Profil Jogi Hendra Atmadja – Mendengar kata Mayora pasti banyak yang membayangkan jenis-jenis makanan yang sering dikonsumsi, seperti misalnya permen kopiko, permen kiss, biskuit hingga minuman instan seperti energen dan lain sebagainya. Produk-produk tersebut merupakan produk dari PT Mayora Indah TBK yang didirikan oleh Jogi Hendra Atmadja. PT Mayora Indah TBK merupakan perusahaan yang mengeluarkan produk makanan ringan sebagai produk andalannya. Perlu diketahui, pemilik PT Mayora yaitu Jogi Hendra Atmadja merupakan salah satu pengusaha yang masuk dalam 10 besar orang terkaya di Indonesia dengan nilai kekayaan sekitar US$3 miliar Rp42,071 triliun di tahun 2019. Baca Juga Profil 10 Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes Jogi Hendra Atmadja merupakan pengusaha kelahiran Jakarta tahun 1946. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti. Pasca lulus, Jogi Hendra Atmadja bersama dengan Drs. Raden Soedigdo dan Ir. Darmawan Kurnia mendirikan PT Mayora Indah pada tanggal 17 februari 1977 di Jakarta. Mereka mendirikan perusahaan Mayora dengan memproduksi makanan ringan yang saat ini menjadi produk andalan perusahaan. Pabrik pertama PT Mayora didirikan di Tangerang. Sejak awal berdirinya Mayora, Jogi Hendra Atmadja sudah menjabat sebagai komisaris utama perusahaan Mayora. Ia juga memegang jabatan yang sama di tiga perusahaan lain seperti PT. Tunita Branindo, PT. Torabika Eka Semesta, dan PT. Kakao Mas Gemilang. Baca Juga Profil Pengusaha Muda Indonesia Masuk Forbes edisi 30 under 30 Asia’ Sejak berdirinya PT Mayora, biskuit roma kelapa menjadi produk makanan ringan andalan perusahaan di akhir tahun 1970’an. Hingga membuat biskuit roma kelapa dikenal sebagai biskuit sejuta umat yang bersaing ketat dengan biskuit Khong Guan yang saat itu sudah banyak beredar di pasaran. Setelah sukses dengan biskuit roma kelapa, Mayora melakukan ekspansi bisnis dengan mengeluarkan produk permen kopiko di akhir tahun 1980’an dan menjadi permen rasa kopi pertama di Indonesia. Produk tersebut dengan cepat melejit ke posisi atas sebagai produk terlaris, karena saat itu dipasaran belum beredar produk yang sama. Selain mengeluarkan produk makanan ringan, PT Mayora juga mengeluarkan produk minuman kemasan, seperti Teh Pucuk Harum. Demi menarik pasar minuman teh yang saat itu dikuasai oleh Teh Botol Sosro, membuat perusahaan secara barbar melakukan pengiklanan produk Teh Pucuk Harum. Baca Juga Biografi Susilo Wonowidjojo Pemilik Garam Sedangkan pada produk air mineral kemasan, PT Mayora Indah bekerja sama dengan PT Tirta Fresindo Jaya mengeluarkan produk air minel dengan merk kemasan Le Minerale. Untuk memperkuat produksinya, PT Mayora mendirikan pabrik dibeberapa wilayah seperti di Makasar, Medan, Pasuruan, Ciawi dan Sukabumi. Dan tahun 2016, kembali mendirikan dua pabrik di Palembang dan Cianjur guna memperkuat produksi agar dapat bersaing dengan merk air mineral lain seperti Aqua. Selain sukses di Indonesia, produk Mayora juga merambah pasar Luar Negeri hingga ke 90 negara. Pada tahun 2017, pendapat perusahaan juga naik hingga 17 triliun yang membuat pundi-pundi kekayaan Jogi Hendra Atmaja naik signifikan. Ditahun 2016, total kekayaannya mencapai triliun dan menempati posisi 35 dalam daftar orang terkaya di Indonesia, dan di tahun 2018 Jogi Hendra Atmaja kekayaannya naik tiga kali lipat dengan total sekitar triliun rupiah. Sedangkan ditahun 2019, menurut majalah Forbes, total kekayaan Jogi Hendra Atmadja sendiri mencapai US$3 miliar Rp42,071 triliun dan masuk dalam 10 besar daftar orang terkaya di Indonesia. Itulah informasi yang diberikan tentang Profil Jogi Hendra Atmadja Pemilik PT Mayora TBK. Semoga informasi yang diberikan bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan informasi anda.
Reviewsfrom PT. Mayora Indah Tbk employees about PT. Mayora Indah Tbk culture, salaries, benefits, work-life balance, management, job security, and more. Find a PropertyResearchFind AgentsFor OwnersNewHome LoansNewsCommercialFind AgentsCommercialHomeBuilding Profile108-110 Kiora Rd, Miranda NSW 2228Building profileowner occupier 50%rented 50%How do we calculate this estimate?Capital Growth for recent salesApartment 28/108-110 2 Beds, 1 Bath, 1 Parking was sold for $670,000 in Mar 2023 and was originally purchased for $365,000 in May 2013. Over the holding time of 9 years, the annual growth for this property was Bed / Bath / ParkSold $Holding TimeAnnual Growth282 / 1 / 1$670k9 / 1 / 1$697k10 / 1 / 1$633k15 long have owners been living in this buildingThe average owner occupier has been living in this building for 10 years and 8 living in this buildingtenure yearspercentage of populationup to 3 years22%3 - 6 years17%6 - 10 years17%10+ years44%Home LoansAvailable in this buildingThere are no properties currently availableProperties in this building Sesuaidengan Akta Berita Acara Rapat No. 146 tanggal 10 Agustus 1973 dibuat di hadapan Raden Soeratman, S.H., No. 146, Notaris di Jakarta, yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 79 tanggal 1 Oktober 1974, Tambahan No. 554, nama Bank diubah dari PT Bank Maritim Indonesia menjadi PT Bank Susila Bakti.
Masyarakat Indonesia pasti sudah pernah merasakan renyahnya biskuit Roma Kelapa ataupun manisnya permen kopiko. Kedua produk tersebut merupakan produk dari PT Mayora TBK. Produk akanan merupakan andalan dari perusahaan Mayora biografi kali ini admin akan memberikan informasi mengenai biografi dan profil dari salah satu pendiri sekaligus pemilik dari PT Mayora Indah yang merupakan pengusaha terkaya di Indonesia yang masuk dalam daftar 10 besar majalah adalah Jogi Hendra Atmadja yang kini menjabat sebagai komisaris utama dalam perusahaan Mayora. Jogi Hendra Atamadja mempunyai tiga orang anak yang bernama Andre Sukendra , Hendarta Atmadja dan Wardhana Atmadja . ketiganya menjabat sebagai direksi utama dalam PT Mayora Dan Profil Jogi Hendra AtmadjaJogi Hendra Atmadja dilahirkan di Jakarta pada tahun 1946 . Setelah beliau menamatkan sekolah menengah atas , beliau kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakuktas Kedoktewran , Universitas Trisakti. Setelah lulus dari sana, Jogi Hendra Atmadja bersama dengan Drs. Raden Soedigdo dan Ir. Darmawan Kurnia mendirikan PT Mayora Indah pada tanggal 17 Februari 1977 di PT MayoraPerusahaan mayora yang mereka dirikan memproduksi makanan ringan yang menjadi andalan perusahaan. Pabrik pertamanya didirikan di Tangerang . Sejak berdirinya Mayora , Jogi Hendra Atmadja sudah menjabat sebagai komisaris utama di Perusahaan yang sama juga beliau pegang di tiga perusahaan lain seperti PT. Tunita Branindo, PT. Torabika Eka Semesta, dan PT. Kakao Mas berdirinya PT Mayora Indah , produk makanan ringan yang menjadi andalan perusahaan tersebut adalah biskuit Roma Kelapa yang booming pada tahun 1970an. Biskuit Roma Kelapa kemudian terkenal sebagai biskuit sejuta umat yang bersaing ketat dengan biscuit Khong Guan yang pada saat itu sudah beredar di BisnisPada akhir 1980an , PT Mayora melakukan ekspansi bisnis dengan mengeluarkan produk permen Kopiko yang menjadi permen yang mempunyai rasa kopi pertama di Indonesia. Dengan cepat produk permen kopiko naik ke posisi teratas sebagai produk terlaris karena pada saat itu belum ada produk yang sama yang beredar di produk makanan ringan , PT Mayora juga merambah ke produk minuman kemasan , seperti Pucuk Harum. Demi menggaet pasar minuman teh yang pada saat itu dikuasai oleh Teh Botol Sosro , Teh Pucuk Harum jor-joran dalam beriklan. Untuk iklan pada televisi misalnya , berdasarkan pada riset Nielsen dai tahun 2011 hingga 2012 ,iklan Teh Pucuk Harum sudah mengeluarkan dana sekitar milyar hanya untuk beriklan di untuk produk air mineral kemasan , PT Mayora Indah melakukan kerja sama dengan PT Tirta Fresindo Jaya dan mengeluarkan produk air mineral kemasan yang bermerek Le Minarale. Untuk memperkuat produksinya , lima pabrik didirikan di Makassar , Medan, Ciawi, Pasuruan dan tahun 2016 , dua pabrik dibangun di Palembang dan Cianjur sebagai langkah guna memperkuat produksi untuk bersaing dengan merk air mineral lain seperti Jogi Hendra AtmadjaSejak PT Mayora Indah dibangun pada tahun 1977 , PT Mayora Indah sudah menguasai 40 persen pangsa pasar makanan ringan di Indonesia . selain itu produk-produk Mayora juga sudah merambah ke luar negeri yaitu ke 90 Negara . Pendapatan perusahaan juga naik hingga 17 Triliun rupiah pada tahun 2017 . kondisi tersebut membuat pundi-pundi kekayaan yang dimiliki oleh Jogi Hendra Atmadja naik dengan tahun 2016 kekayaan yang dimiliki oleh Jogi Hendra Atmadja terhitung sekitar Triliun dan menempati posisi 35 dalam daftar orang terkaya di Indonesia . pada awal tahun 2018 , harta kekayaan Jogi Hendra Atmadja naik hampir 3 kali lipat yaitu sekitar triliun rupiah. Hal tersebut menyusul naiknya harga saham perusahaan Mayora. Harta kekayaan yang meningkat juga membuat posisi Jogi Hendra Atmadja sebagai salah satu pengusaha terkaya di Indonesia melesat hingga ke urutan 10 besar orang terkaya di Juga Biografi dan Profil MH Thamrin – Pahlawan Nasional Indonesia Biografi Tirto Utomo – Pendiri Aqua
LembagaLembaga Penunjang: 1. Akuntan Publik, Drs. Siddharta & Siddharta; 2. Notaris, Kantor Notaris Kartini Muljadi, SH; 3. Penasihat Hukum, Tumbuan & Associates. Penjamin Peserta Emisi: 1. Dasar Hukum Pendirian Akta No. 90 yang dibuat di hadapan Raden Meester Soewandi tanggal 26 September 1955 dan diubah dengan akta dari notaris yang sama Ricky Afrianto, Direktur Pemasaran Global Mayora Indah Awalnya, merupakan industri rumahan yang memproduksi biskuit kelapa Roma, biskuit sejuta umat. Dalam perjalanannya, berkembang menjadi perusahaan fast moving consumer goods FMCG terkuat di Tanah Air. Itulah PT Mayora Indah Tbk. berbentuk badan usaha pada 17 Februari 1977, yang didirikan oleh Jogi Hendra Atmadja 74 tahun, seorang dokter dari Universitas Trisakti, bersama Drs. Raden Soedigdo dan Ir. Darmawan Kurnia. Perusahaan yang berkantor awal di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat, ini berkembang menjadi kelompok usaha yang terus melakukan ekspansi. Ekspansi Mayora tak hanya dalam produk biskuit, tetapi merambah segala varian makanan dan minuman, mulai dari wafer, cokelat, permen, kopi sachet, makanan instan, hingga air minum dalam kemasan. Di tangan generasi kedua, Andre Sukendra Atmadja, Hendarta Atmadja, dan Wardhana Atmadja, kiprah Mayora semakin kokoh dengan jati dirinya sebagai perusahaan yang tidak pernah berhenti berinovasi mengeluarkan produk baru. Ya, setiap kali menampilkan iklan di televisi, slogan “Satu Lagi dari Mayora” selalu muncul di akhir iklan. Slogan pemasaran ini mengisyaratkan selalu ada produk baru dari perusahaan makanan dan minuman di Indonesia tersebut. Ricky Afrianto, Direktur Pemasaran Global Mayora Indah, mengatakan, inovasi memang menjadi DNA Mayora. Bagi perusahaan dengan lebih dari 30 ribu karyawan ini, inovasi yang dilakukan adalah yang bertumpu pada sasaran meningkatkan kualitas produk. Inovasi yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. “Passion Mayora bukan bersaing dengan kompetitor, melainkan bagaimana memberikan kepuasan bagi konsumen,” kata Andre Atmadja, CEO Mayora Indah, tandas. Pesan Andre yang disampaikan kepada anak buahnya yaitu jangan sekali-kali membohongi konsumen. “Bagaimana konsumen mau kembali mencoba makanan yang kita tawarkan kalau kita tidak bisa dipercaya?” begitu ujarnya. Andre meyakini bahwa produk yang sukses adalah produk yang berhasil memuaskan dan memberikan value kepada konsumen. Untuk itu, Andre mengajarkan prinsip-prinsip bisnis yang harus dijalankan dan menjadi landasan kerja di Mayora. Prinsip pertama, fokus pada kualitas. Seperti terungkap di atas, kualitas adalah prinsip utama dalam inovasi dan pengembangan produk. Prinsip kedua, efisien. “Kami diarahkan jangan pernah berharap konsumen membayar ketidakefisienan perusahaan,” ujar Ricky. Salah satu contoh, keputusan menaikkan harga tanpa memikirkan konsumen dan kualitas. “Proses bisnis yang tidak efisien, beriklan yang tidak efektif, pasti akan dihindari Mayora karena konsumen akan membayar ketidakefisienan itu,” ungkap Ricky yang sudah lebih dari lima tahun bergabung dengan Mayora. Prinsip ketiga, terus berinovasi. Pasalnya, Mayora tidak percaya pada kondisi pasar yang lesu. “Kalau pasar lesu, kami tidak menyalahkan konsumen, pemerintah, atau pihak lain. Justru kami harus berupaya agar konsumen tertarik membeli produk kami,” inilah value dari Andre yang selalu ditanamkan pada anak buah. Hal itu terbukti dapat menjaga pasar terus bergairah dengan inovasi, baik dalam produk maupun komunikasi. “Terbukti hasilnya membuat bisnis Mayora berhasil tumbuh double digit terus dalam tiga tahun terakhir,” lanjut Ricky yang menargetkan, hingga akhir 2020 dapat meraih penjualan sebesar Rp 27,5 triliun. Mayora berkeyakinan, potensi dan peluang pasar bisnis pangan di Indonesia dan di mancanegara masih sangat potensial. Bahkan, hingga beberapa tahun ke depan, Mayora begitu yakin akan masih berkembang dengan sangat baik. Optimisme ini bukan asal-asalan. Betapa tidak. Total populasi di ASEAN di atas 600 juta jiwa, sementara populasi di Indonesia lebih dari 260 juta jiwa, sekitar 40%-nya. “Artinya, pasar masih terbuka sangat luas, dengan sebaran kota hingga pedalaman. Potensi pasar makanan dan minuman masih sangat luar biasa,” kata Ricky. Ia menambahkan, Mayora bukan lagi melayani pasar lokal. “We are a global company, that trully from Indonesia. Kami ini perusahaan global, yang asli berasal dari Indonesia,” katanya tandas. Size business perusahaan saat inig mencapai US$ 2,5 miliar atau setara dengan Rp 35 triliun. “We are not only selling the products that we are proud of”, prinsip inilah yang selalu dipegang teguh Andre. Moto itu diyakininya berhasil mengantarkan produk-produk Mayora menjadi pemimpin pasar dan berusia panjang. Biskuit Roma, misalnya, seusia dengan perusahaan ini. Namun, karena prinsipnya bukan sekadar menjual produk, dari segi produk ataupun cara komunikasinya pun dibuat harus relevan dengan kondisi pasar saat ini dan tetap muda. Caranya? “Kami menawarkan pengalaman makanan yang lebih lagi dengan mengeluarkan produk terbaru, Roma Arden, dengan rasa cokelat yang melted lumer,” ungkap Ricky. “Tim marketing harus memahami keadaan konsumen saat ini, memahami dunia digital mengingat saat ini sedang menjadi tren. Jangan sampai brand ketinggalan zaman,” katanya. Sehingga, tambahnya, konsumen tetap bangga terhadap produk Mayora. Contoh lain lagi, strategi yang digunakan Mayora dalam mengantarkan produk Teh Pucuk Harum menjadi pemimpin pasar teh siap minum non-cup jasmine dengan pangsa pasar 48% per Oktober 2017. Tidak hanya Teh Pucuk Harum, produk Le Minerale yang baru berusia dua tahun tercatat menjadi pemain terbesar nomor dua di kategori air minum dalam kemasan AMDK berdasarkan data Nielsen Retail Audit-YTD Oktober 2017. Pencapaian Mayora Beverages dalam industri FMCG tak lepas dari kecepatan dan ketepatan Mayora dalam membaca pasar. Meski 2017 menjadi tahun yang cukup berat bagi pemain FMCG, Mayora Beverages berhasil menunjukkan performa yang kuat, dengan tumbuh lebih dari 30%. “Selama kami melihat dari sisi peluang, walaupun pasar mengalami penurunan, pemain masih bisa memaksimalkan pertumbuhan jika didukung dengan tim yang kuat,” demikian prinsip yang diyakini Mayora. Mayora terus berupaya memahami pergerakan yang terjadi pada konsumen. Bentuk eksekusi yang dilakukan disesuaikan dari sisi harga yang affordable bagi semua segmen. Inovasi disertai customer engagement yang kuat terus dilakukan sejalan dengan pergeseran yang terjadi. Intinya, Mayora berusaha membangun emotional experience pada setiap kampanye yang diluncurkan. Untuk Le Minerale, umpamanya, demi membangun kedekatan gaya hidup sehat dengan produk mereka, berbagai aktivitas olahraga seperti Gerakan Indonesia Sehat dilakukan sebagai sarana membangun emotional experience. Adapun Teh Pucuk Harum menghadirkan keunikan experience bagi segmen konsumen yang lebih muda dengan memberi kesempatan bagi anak-anak mencoba menjalankan proses produksi Teh Pucuk Harum di Kidzania. Kunci semua itu, Mayora mencanangkan Strategi 3P Winning Product, People, and Process. Winning Product maksudnya tidak akan menjual produk yang tidak membuat bangga. Winning People tentu saja terkait dengan rekrutmen SDM pilihan karena mereka adalah talenta-talenta yang akan menjadi pemimpin Mayora masa depan. Dan, Winning Process terkait dengan menjamin rantai pasok secara efektif dan efisien. Selain itu, secara khusus Mayora juga membuat sistem di pemasaran dengan Mayora Marketing Way. Sebuah panduan bagi para talenta Mayora, terutama di bagian pemasaran, bagaimana jalan sukses memenangi pasar FMCG, yang tersedia lengkap dan mudah diakses. Salah satunya bisa dilihat melalui ponsel. “Melalui aplikasi ini, semua bisa meningkatkan kapasitasnya,” kata Ricky. Selain Mayora Marketing Way, ada juga Mayora Sales Way. Sebagai perusahaan FMCG, Mayora harus membangun jaringan distribusi yang kuat dan rapi. Selain itu, sebagai perusahaan global, rantai pasok pun harus adaptif, fleksibel. “Pasokan bahan baku harus ada terus bagaimanapun kondisinya. Kalau kita melihat dunia ini satu supply chain, kami akan mudah mendapat pemasok atau bahan terbaik,” kata Ricky optimistis. Prinsip Mayora karena Mayora ada di Indonesia, sebisa mungkin produksi di Indonesia, bahan baku juga didapat di Indonesia, sehingga semuanya menggunakan pasokan dari dalam negeri, kecuali gandum yang memang susah didapatkan di Indonesia. Ini penting untuk kelangsungan rantai pasok sekaligus saling memberikan nilai tambah. Karena itu, Mayora membangun kerjasama dengan petani. Misalnya, untuk kopi, Mayora menggandeng petani kopi dan membantu mereka meningkatkan kualitas kopi. Ada program khusus untuk petani dalam meningkatkan produktivitas. “Visi dan misi kami, Mayora harus memberikan value kepada semua stakeholer di mana pun perusahaan beroperasi,” kata Ricky meneruskan values yang disampaikan manajemen. Prinsip yang ditegaskan pendiri perusahaan ini tidak boleh egois, hanya berpikir sendiri. “Jangan sampai kami happy, yang lain tidak. Harus fair, memperlakukan orang layaknya manusia,” demikian pesan sang pendiri. Dengan demikian, cara kerja perusahaan pun harus dilandasi prinsip tersebut. Kalau Mayora maju, Indonesia juga harus turut maju dan bangga. Seperti ketika Presiden Joko Widodo berkunjung ke Mayora, perusahaan ini menginformasikan bahwa bahwa yang diekspor adalah produk bernilai tambah dengan merek asli Indonesia. Ini menunjukkan bahwa produk-produk Mayora menjadi pemimpin pasar, bukan saja di pasar lokal, tetapi juga di luar negeri, dan mereknya adalah asli merek Indonesia. “Kami bukan sekadar menjadi tukang jahit, tapi mengekspor produk Mayora dengan merek kami sendiri. Mayora itu produk yang kami ekspor 50% dari seluruh kapasitas produksi dan 100% produk tersebut menggunakan merek Mayora.,” kata Ricky. Ia menegaskan bahwa Mayora tetap merek asli Indonesia Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa sebagai merek Indonesia, Mayora tidak kalah bersaing dengan produk luar. Indonesia memiliki produk bagus, meskipun masih kurang dalam hal pemasaran. Ricky mengatakan, belum lama ini terjadi viral foto di NASA tim astronot berfoto, dan ada produk Kopiko di meja mereka. Hal itu membuktikan bahwa produk Mayora berkualitas, tidak hanya enak, sehingga astronot pun diperbolehkan membawa produk Mayora hingga ke luar angkasa. Memang harus diakui, tantangan ke depan tidak mudah. Target Mayora, menjadi salah satu perusahaan terbesar di industri FMCG dunia dalam sepuluh tahun ke depan. “Saat ini sudah mendunia, tapi kami ingin Mayora sebagai perusahaan Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di dunia,” ujar Ricky penuh keyakinan. * Dyah Hasto Palupi/Herning Banirestu
Produkbuatan PT Mayora Indah Tbk itu mengisi pertemuan antara Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan Elon Musk. Foto Luhut dan Musk memegang merek permen Kopiko banyak beredar. Bersama Darmawan Kurnia dan Raden Soedigdo, Jogi mendirikan PT Mayora Indonesia pada 17 Februari 1977 di Jakarta, yang
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Nama Elistia Nim 26060119120016 Kelas THP B TUGAS KEWIRAUSAHAAN INFORMASI TERKAIT TOKOH PENGUSAHA JOGI HENDRA ATAMAJA Sukses Story Entrepreneur Jogi Hendra Atmaja adalah pendiri PT. Mayora Indah TBK yang memproduksi makanan ringan. PT Mayora Indah TBK merupakan perusahaan yang mengeluarkan produk makanan ringan sebagai produk andalannya. Jogi Hendra Atmadja lahir di Jakarta tahun 1946. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Pasca lulus, Jogi Hendra Atmadja bersama Drs. Raden Soedigdo dan Ir. Darmawan Kurnia mendirikan PT Mayora Indah pada tanggal 17 Februari 1977 di Jakarta. Pabrik pertama PT Mayora didirikan di Tangerang. Sejak awal berdirinya Mayora, Jogi Hendra Atmadja sudah beroperasi sebagai komisaris utama perusahaan Mayora. Ia juga memegang jabatan yang sama di tiga perusahaan lain seperti PT. Tunita Branindo, PT. Torabika Eka Semesta, dan PT. Kakao Mas Gemilang. Sejak berdirinya PT Mayora, biskuit roma kelapa menjadi produk makanan ringan andalan perusahaan di akhir tahun 1970'an yang bersaing ketat dengan biskuit Khong Guan yang saat itu sudah banyak informasi di pasaran. Setelah sukses dengan biskuit roma kelapa , Mayora melakukan bisnis ekspansi dengan mengeluarkan produk permen kopiko di akhir tahun 1980'an dan menjadi permen rasa kopi pertama di Indonesia dengan cepat melejit ke posisi atas sebagai produk terlaris karena belum ada pesaing. Selain mengeluarkan produk makanan ringan, PT Mayora juga mengeluarkan produk minuman kemasan, seperti Teh Pucuk Harum. PT Mayora Indah bekerja sama dengan PT Tirta Fresindo Jaya mengeluarkan produk air mineral dengan merek kemasan Le Minerale. Untuk produksinya, PT Mayora menyiapkan pabrik di beberapa wilayah seperti di Makassar, Medan, Pasuruan, Ciawi dan Sukabumi. Tahun 2016, PT. Mayora mendirikan dua pabrik di Palembang dan Cianjur agar dapat bersaing dengan merek air mineral lain seperti Aqua. Selain sukses di Indonesia, produk Mayora juga merambah pasar Luar Negeri hingga ke 90 negara. Pada tahun 2017, pendapatan perusahaan juga naik hingga 17 triliun yang membuat kekayaan Jogi Hendra Atmaja naik signifikan. Ditahun 2016, total kekayaannya mencapai triliun dan berada di posisi 35 dalam daftar orang terkaya di Indonesia, dan di tahun 2018 Jogi Hendra Atmaja kekayaannya naik tiga kali lipat dengan total sekitar triliun rupiah. Sedangkan ditahun 2019, menurut majalah Forbes, total kekayaan Jogi Hendra Atmadja sendiri mencapai US $ 3 miliar Rp42,071 triliun masuk 10 besar daftar orang terkaya di Indonesia. Motivasi Jogi Hendra Atmadja memiliki tekad kuat dalam bersaing di pasaran yang saat itu produk Khong Guan tengah naik daun. Beruntung persaingan makanan ringan belum ketat. Ia memiliki pandangan gres menciptakan aneka makanan ringan kemasan. Ia ingin melakukan perjuangan sendiri secara mandiri dan berani mengambil risiko yang akan terjadi nanti. Kreativitas dan inovasi Nama Mayora seketika melejit karena produk andalannya yakni biskuit kelapa Roma yang sudah meledak di pasaran pada akhir tahun 1970-an. Ia menggarap pasar kembang gula, lalu memperkenalkan produk berupa permen rasa kopi pertama kali di Indonesia, yakni Kopiko. Mayora juga terkenal dengan beberapa produk lain yang sudah terkenal enak dan cepat melekat di hati konsumen. Misalnya wafer Beng-beng, cokelat Choki-Choki, dan kopi saset Torabika. Di dalam ranah makanan instan, Mayora memiliki produk andalan Mi Gelas dan sereal berenergi Energen. Sedangkan dalam produk minum kemasan, Mayora meluncurkan produk berkualitas seperti Kopiko 78, Teh Pucuk Harum, dan Le Minerale. Resiko Dalam memasarkan produk, Mayora melakukan pengeluaran besar-besaran pada iklan di televisi guna merebut pasar. Misalnya risiko yang sangat sering terjadi yaitu adanya persaingan pasar, contohnya pengiklanan produk seperti produk Teh Pucuk Harum yang sudah mengeluarkan biaya iklan sebesar miliar di televisi, yang mana Teh Sosro juga melakukan pengiklanan dengan pengeluaran Begitu pula pada tahun 2012, ketika Teh Sosro mengeluarkan biaya iklan sebesar Rp 129,26 miliar, Teh Pucuk Harum pun mengeluarkan dana iklan hingga Rp 131,84 miliar di televisi. Manajemen pelanggan Untuk menjaga hubungan dengan konsumen dapat dilakukan dengan cara seperti di bawah ini a. Menjaga kualitas dan nutrisi produk. b. Menampilkan ingredients yang sesuai dengan yang dibikin. Bila menampilkan ingredients yang sesuai, konsumen akan percaya pada produk tersebut. Jadi, konsumen tidak perlu lagi ragu-ragu dalam membeli produk. c. Menggunakan produk yang tidak berbahaya bagi tubuh manusia. d. Bila ada keluhan terhadap produk langsung dilakukan penanganan terhadap masalah tersebut. e. Menjaga kestabilan harga. Perencanaan bisnis A. Strategi pemasaran 1. melaksanakan aktivitas promosi di lapangan yang sesuai dengan masing-masing target pasar yang dituju yakni melalui beberapa media dan secara aktif mendirikan stan di berbagai daerah dan di beberapa acara yang mampu menarik minat konsumen 2. Perusahaan juga mengembangkan produk-produk yang mempunyai kualitas tinggi dengan harga yang sebanding dalam memenuhi kebutuhan konsumen serta penamaan produk yang membuat konsumen mudah mengingatnya misalnya pada varian kopi 3. Strategi jemput bola dalam menggarap pasar kopi susu ini. Salah satu langkah yang diterapkan adalah menyediakan jasa kopi seduh di berbagai lokasi, mulai dari pusat perbelanjaan hingga menggunakan sepeda keliling. B. Strategi distribusi 1. Dengan adanya proses ekspor secara langsung dan tidak langsung hal tersebut membuahkan hal yang cukup baik untuk perusahaan . 2. Tetap menjalankan 3P untuk memperluas dan mengembangkan produk-produknya baik di dalam negeri maupun di luar negeri ,karena perusahaan tetap optimis akan membuat produknya selalu dikenal oleh masyarakat luar ataupun dalam negeri . C. Direct business Untuk memperluas pasar asing Kami memiliki rancangan strategis jangka panjang, dalam hal ini ekspansi lebih dari 80 negara yang kami ekspor saat ini. Tetapi hal yang terpenting buat kami adalah bagaimana kami dapat membesarkan dan membangun sustainable bisnis, dan gain strong market position di negara yang kami ekspor saat ini. D. Core business Develop product pengembangan produk - Melakukan inovasi produk terbaru - Memenuhi kebutuhan konsumen - Meningkatkan kualitas produk Get order cara memperoleh dan memesan produk - Memperluas jaringan pemasaran dalam dan luar negeri - Menyediakan stan di berbagai lokasi misalnya menyediakan kopi seduh di pusat perbelanjaan . Fullfill order - Menjaga dan meningkatkan kualitas produk - Teknologi pengemasan produk menggunakan teknologi tingkat tinggi - Meningkatkan produktivitas karyawan Support product - Perusahaan mengutamakan kualitas produk-produk baru untuk kebutuhan pasar - Menggunakan saluran distribusi kreatif menjadi sumber keunggulan bersaingnya - Menggunakan media dan stan untuk proses promosi dan mengurangi penggunaan iklan untuk meminimalkan pengeluaran. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. mxQMEq.
  • 28ernsep78.pages.dev/577
  • 28ernsep78.pages.dev/145
  • 28ernsep78.pages.dev/103
  • 28ernsep78.pages.dev/8
  • 28ernsep78.pages.dev/506
  • 28ernsep78.pages.dev/251
  • 28ernsep78.pages.dev/440
  • 28ernsep78.pages.dev/224
  • mayora indah drs raden soedigdo